Kembali ke Kumpulan Artikel

Wisata Religi di Kecamatan Taman

Ditulis oleh Sarah Salsabila Azkia pada August 7, 2024

Masjid Besar Kuno Taman

Article Image

Masjid Kuno Taman adalah salah satu masjid yang berada di kecamatan Taman, tepatnya di jalan Asahan No.46, Taman, Kec. Taman, Kota Madiun. Masjid ini menjadi salah satu masjid tertua yang berumur kurang lebih dua setengah abad di kota Madiun karena telah berdiri sejak zaman sebelum penjajahan sekitar tahun 1754 M yang dibangun oleh Kyai Misbah yang dikenal dengan nama Kyai Donopuro diatas tanah kerajaan Mataram yang bebas pajak. Pada saat itu, wilayah Madiun di bawah kekuasaan Ronggo Prawirodirjo I yang menjabat sebagai bupati Madiun dan dan panglima perang yang terkenal dengan strategi keberhasilannya dalam mengalahkan musuh. Awalnya bangunan masjid hanya berupa surau yang hanya terdiri dari emperan dan induk surau.

Hingga tahun 2024, pak Zainal selaku juru kunci menyebutkan masjid Kuno Taman telah mengalami 3 kali renovasi tanpa menghilangkan nilai sejarah dan keasliannya serta penambahan serambi masjid sehingga halaman masjid menjadi lebih luas. Arsitektur masjid yang bergaya Jawa klasik dengan atap yang terdiri dari 3 tumpang khas yang melambangkan tingkatan spiritual dalam agama islam. Awalnya masjid ini dibangun karena kepentingan pribadi namun seiring perkembangan zaman dan penduduk Madiun yang semakin banyak yang memeluk agama islam, masjid ini beralih fungsi menjadi tempat ibadah dan tempat acara peringatan hari besar islam bagi masyarakat sekitar.

Article Image

Selain masjid, terdapat makam di samping masjid Kuno Taman yang merupakan pemakaman Ronggo I sampai Ronggo V serta keturunannya hingga saat ini. Selain dari keluarga, ada beberapa makam pahlawan yang juga berada disana. Sebagian peziarah yang berkunjung merupakan sanak saudara yang masih memiliki hubungan darah dengan para Ronggo yang dimakamkan disana. Sedangkan makam dibuka hanya pada hari-hari tertentu bagi pemerintahan dan umum. Jika ada peziarah rombongan yang datang, maka akan tetap dilayani oleh pengelola setempat atau wisatawan luar kota yang hanya ingin sekedar mampir masjid untuk beribadah dan beristirahat sejenak. Apalagi kini lokasi masjid kuno taman dilengkapi dengan lapak UMKM di sampingnya.

Masjid Nur Hidayatullah Kuncen

Article Image

Masjid Nur Hidayatullah atau lebih dikenal dengan nama masjid Kuncen ini adalah salah satu masjid bersejarah yang terletak di kota Madiun. Tepatnya di Jalan Kuncen, Kelurahan Kuncen, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jawa Timur. Masjid ini didirikan sekitar tahun 1575 oleh pangeran Timur yang bernama Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno dan merupakan keturunan kerajaan Mataram yang memerintah Madiun selama 18 tahun yang sebelumnya dipegang oleh Kyai Rekso Gati. Masjid Kuncen dibangun atas kepentingan Pangeran Timur dalam menyebarkan agama Islam di Jawa Timur. Mulai di bangun tahun 2009 yang merupakan masjid kedua. karena masjid pertama kurang besar dan jamaahnya semakin bertambah banyak. Selain masjid, ada makam dan menara yang di bangun persis bersebelahan dengan masjidnya. Di dalam pemakaman tersebut terdapat beberapa makam bupati terdahulu, termasuk Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno dan keturunannya. Seperti hasil wawancara yang telah dilakukan dengan juru kunci makam, bahwa terkadang ada peziarah yang datang dari berbagai daerah luar Madiun untuk sekedar berziarah makam leluhur. Maka masjid Nur Hidayatullah atau masjid Kuncen ini dapat menjadi salah satu potensi wisata religi yang ada di kecamatan Taman.

Bangunan masjid Kuncen telah mengalami beberapa kali renovasi sebagai usaha dalam mempertahankan nilai sejarah yang dimilikinya tanpa menghilangkan bangunan asli. Seperti empat tiang penyangga masjid yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dinas pariwisata dan kebudayaan telah melakukan beberapa usaha dalam rangka mengembangkan wisata sejarah, budaya, dan religi dengan membangun menara, sendang, dan trotoar di sekitar masjid. Sehingga dapat disimpulkan bahwasannya masjid Kuncen bukan hanya sebagai tempat beribadah bagi umat islam di Madiun tepai juga berfungsi sebagai cagar budaya yang menyimpan cerita sejarah perkembangan Madiun.